Totem

Alkisah di sebuah desa kecil hidup 4 keluarga. Masing-masing keluarga berusaha untuk menjadi keluarga yang mempunyai martabat paling tinggi di desa tersebut. Tingkat kedudukan/martabat sebuah keluarga disimbolkan dengan tonggak totem, semakin tinggi tonggak totem, maka semakin tinggi pula derajat keluarga tersebut.

Totem di cerita ini merupakan simbol burung Tschukka. Dari generasi ke generasi, masyarakat di desa ini telah memanfaatkan dagingnya sebagai makanan pokok, dan tulangnya digunakan oleh para dukun untuk menjalankan mantra-mantra.

Cerita di atas adalah ide cerita sebuah board game keluarga bernama Totem. Totem diciptakan oleh Philippe des Pallieres & Patrice Pillet, yang diterbitkan oleh Queen Games. Permainan ini bisa dimainkan oleh 2-4 pemain (mulai usia 10 tahun).

Dalam permainan ini setiap pemain berperan sebagai salah satu keluarga yang berusaha menjadikan keluarganya bermartabat paling tinggi di desa tersebut, dengan cara mengumpulkan totem. Untuk mendapatkan totem, setiap pemain harus mengupayakan untuk membangun keluarga besar. Keluarga yang memiliki anggota keluarga terbanyak dan minimal seorang kepala adat berhak mendapatkan totem. Permainan berakhir ketika salah satu pemain sudah memiliki 6 tumpukan totem.

Permainan ini terdiri dari beberapa ronde dan setiap ronde terdiri dari 8 tahap/fase. Sepertinya 8 fase terasa banyak, menyulitkan dan akan memakan waktu yang lama, tapi ketika mulai bermain, hampir setiap fase terasa mudah dan cepat, hanya fase pertama dan kedua yang mungkin akan menyita waktu lebih dibanding fase-fase selanjutnya. Fase pertama dan fase kedua adalah fase yang sangat penting dan mempunyai pengaruh yang besar kepada fase-fase berikutnya.

Di awal permainan, setiap pemain mendapatkan 7 anggota keluarga dengan jenis kelamin dan tingkat usia yang berbeda. Pada fase pertama, setiap pemain harus bisa membagi anggota keluarganya dengan cermat ke 3 buah tenda. Di fase ini setiap pemain harus sudah merencanakan langkah selanjutnya dan harus bisa menerka apa yang akan terjadi di fase-fase selanjutnya. Pada fase kedua, setiap pemain dapat menggunakan satu atau beberapa mantra. Terdapat mantra yang berpengaruh baik dan mantra jahat. Mantra jahat biasanya digunakan sebagai taktik untuk menghambat pemain lain. Pengalaman kami yang sudah mencoba permainan ini, pada fase inilah permainan terasa mulai menarik, seru dan mulai menerka-nerka mantra apa yang dikeluarkan.

Seperti dalam keluarga kita, maka di fase-fase selanjutnya permainan ini, akan terdapat fase kelahiran, berburu mencari makanan, makan, datangnya penyakit, perubahan generasi dan fase terakhir adalah fase mendapatkan totem. Fase-fase ini akan bergantung dari penempatan anggota keluarga dan mantra-mantra. Jadi mekanisme yang digunakan dalam permainan ini hanyalah penempatan komponen permainan dengan cermat. Untuk mengetahui aturan permainan yang lengkap (dalam bahasa Inggris), bisa dilihat di sini.

Meskipun setiap ronde terdapat 8 fase yang harus dijalankan, tapi permainan ini juga mudah dimengerti dan tetap menarik. Komponen permainannya cukup bagus, hanya saja bahan totemnya dari kertas, sehingga mudah rusak jika sering digunakan. Mungkin kalau digunakan bahan lain, misalkan kayu, akan lebih bagus dan tahan lama.


Ditulis oleh Kanty Kusmayanty untuk KUMMARA

Gambar: Boardgamegeek

0 comments:

Post a Comment